Friday, January 10, 2014

Simple inspiration from waste

Sederhana tapi menginspirasi.

Itu kesan saya saat pertama kali melihat Ibu Dewi dan teman-teman di Kelurahan Cibangkong.

Pertama kali saya mengenal bu Dewi Kusmiati lewat layar kaca, saat beliau diwawancara dalam salahsatu acara talkshow di sebuah TV swasta.
Beliau bercerita tentang kisahnya pernah menjadi pemulung di jalanan untuk memungut sampah yang dihasilkan orang, sebelum memulai sebuah usaha kecil berbasis sampah di lingkungan tempat tinggalnya sekarang.
Usaha berbasis sampah yang dimulai oleh bu Dewi sekarang telah menghasilkan bermacam produk turunan seperti biogas (yang dipakai oleh ibu-ibu rumah tangga disitu juga), kerajinan tangan seperti dompet, dan tas.

Setelahnya saya tekadkan agar bisa bertemu dengan perempuan yang jadi sumber inspirasi tentang cara mengelola sampah berbasis komunitas ini.

Saat mengunjungi bu Dewi dan teman-teman di kelurahan Cibangkong, ada banyak pengetahuan bisa saya pelajari terutama mengenai cara mengelola sampah secara sederhana.

My Darling.
Adalah singkatan dari Masyarakat Sadar Lingkungan.
Sebuah komunitas yang beliau rintis, berangkat dari kesadaran bahwa lingkungan harus dijaga dengan cara memanfaatkan kembali bahan-bahan yang dianggap sampah.

Pernah merasakan susahnya bertahan hidup di jalanan dan menjadi pemulung, tidak membuat bu Dewi dan keluarga patah semangat melainkan mencari jalan agar bisa mendapat penghasilan secara halal.

Di Kelurahan Cibangkong, bu Dewi mengadakan sekolah ibu (SI) yang digelar rutin setiap hari Sabtu siang, sebagai sarana bagi ibu-ibu rumah tangga yang bertempat tinggal di lingkungan sekitarnya untuk belajar berbagai keterampilan. Keterampilan yang dipelajari tidak terbatas pada keterampilan membuat kerajinan tangan berbahan dasar sampah, tetapi juga keterampilan berbahasa Inggris atau presentasi.

Saya membeli beberapa buah tangan yang dibuat oleh ibu Tati dan teman-teman, berupa dompet berbahan dasar bekas kemasan minuman instan.
Dompet yang dikerjakan oleh ibu-ibu ini kualitasnya bagus, sambungannya rapat dan jahitannya rapih. Hampir-hampir tak terlihat bahwa bahan dasar yang digunakannya adalah bekas kemasan, yang seringnya dibuang begitu saja oleh orang.

100% hand made, made from Milo sachet
Usaha ini tidak berfokus pada keuntungan, melainkan hanya pada keinginan untuk mengurangi sampah dan menjadikan sesuatu yang lebih bernilai dari bahan sampah. Di samping itu  ibu-ibu My Darling juga tidak mempunyai pasar khusus untuk menjual hasil kerajinan yang mereka hasilkan.

Seringnya produk yang telah mereka buat hanya digunakan sendiri atau untuk diberikan sebagai hadiah kepada kerabat.

Melihat potensi yang ada dari ibu-ibu RT di Kelurahan Cibangkong ini, saya jadi terdorong untuk membantu memasarkan produk kerajinan tangan yang sudah mereka hasilkan.

from waste to wallet.
Dari obrolan ibu-ibu disana, mereka mengeluhkan kadang kekurangan bahan baku bekas kemasan minuman instan. Untuk membuat sebuah dompet ukuran kecil dibutuhkan kurang lebih 70 bekas kemasan minuman (!!!) dan akibatnya mereka tidak bisa memenuhi target bila ada pesanan kalau bahan bakunya kurang.

Hal ini jadi mengingatkan saya saat masih kerja kantoran dulu, di mana setiap harinya banyak bungkus bekas minuman instan (seringnya kopi) terbuang begitu saja di tempat sampah.
Padahal sampah yang sama sangat berguna bagi ibu-ibu ini setiap harinya sebagai bahan baku kerajinan tangan dan punya nilai jual.

it took almost 70 sachets of instant drink to make this small wallet
Kesadaran ibu-ibu My Darling untuk mengurangi sampah dan mengubah sampah menjadi sesuatu yang bernilai jual itu yang juga menulari saya, serta menggerakkan saya untuk melakukan sesuatu yang dapat membantu mereka.

Bayangkan jika setiap kemasan bekas minuman instan yang kita minum tiap hari tidak terbuang ke tempat sampah, maka sedikitnya kita bisa mengurangi jumlah sampah plastik yang berpotensi merusak lingkungan karena tidak terurai tanah.

100% environment-friendly & reducing waste
Musim banjir kembali datang awal tahun ini.
Banyak faktor bisa menyebabkan banjir, mulai dari curah hujan tinggi, berkurangnya luas tanah yang seharusnya menjadi sumber resapan, atau saluran air yang tersumbat sampah.

Tetapi ada hal-hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mengurangi sampah dan berkontribusi positif untuk lingkungan, seperti :
- Mengumpulkan bungkus bekas minuman instan (dari kantor, tempat kos, warteg langganan) dan dikirimkan ke ibu-ibu My Darling (atau usaha kecil berbasis sampah serupa).
- Membeli produk ramah lingkungan dan mudah terurai (biodegradable).
- Memisahkan sampah organik (bisa dikelola jadi kompos) dan an-organik (untuk diambil pemulung, bisa dijual kembali ke penadah).
- Membawa tas sendiri saat belanja dan tidak menggunakan kantung plastik dari toko.

your instant coffee sachet can be reused

This what I always said to myself, start from simple things and start from today.

No comments:

Post a Comment